Postingan

Sebuah Pengakuan

Sebenernya awal mula aku punya blog adalah tugas dari dosen dulu pas kuliah. Tapi karna salah satu hobiku nulis, jadi yah ku terusin walaupun jarang update. Nulis di hp sih sering, tapi kadang kalo kubaca lagi, suka ketawa sendiri, terus gajadi di upload deh hahaha. Nah kali ini aku mau publikasi sebuah pengakuan dari diriku sendiri tentang apa yg lagi aku sukai. Perlu mikir 1000x sih ini judul mau ku post di blog atau ngga. Tapi karna ini salah satu bagian dalam hidupku, dan aku emang ngepost hal-hal yg kusukai, yawda ku post aja dweeh hhehe. Guys, taukah kalian boy group Bangtan Sonyeondan atau BTS? I'M OFFICIALLY AN ARMY NOW! Stop stop. Bagi yang ga suka korea, dimohon untuk stop membaca tulisan ini ya. Kalo kamu tau, atau gatau tapi pengen tau, ya silakan di lanjutkan bacanya. So, I never feel like this before. I mean, dulu dari SD aku sukak biyanget Westlife, Backstreet Boys, Avril Lavigne, atau M2M, sampe dulu pas SD tuh aku suka nyalin lirik lagu mereka k

Review Drama Reply 1988

Gambar
Ada yang suka K-POP, K-Drama dan semua yang berhubungan dengan negara Ginseng tersebut? Pasti banyak ya. Nah cerita sedikit, awal aku kenal K-POP sebenere masih awal sih, sekitar tahun 2015. Tapi sejak SD sudah liat drama yg ditayangin di Indosiar kayak Winter Sonata, Endeless Love, Jewel In The Palace dan Full House. Itu jaman belum kenal pemain-pemainnya. Nah masuk 2015 itu aku kenal BigBang sama Suju yang sebelumnya cuma denger sekilas lewat berita. Sebenernya K-wave atau yang disebut gelombang Korea itu candu banget ya. Hampir tiap hari ngikutin berita Idol dan aktor Korea di Instagram membuatku jadi update berita disana. Pasti kalian yang juga ngikuti ga asing sama kasus Burning Sun yang lagi bikin heboh sewarga Korea. Kalo kata Kak Hansol, di Korea itu saat ini ga ada yang ga tau kasus Burning Sun (aku penonton setianya Korea Roemit). Berita itu terlalu membuatku kecewa, terlebih membawa nama Boygrup besar. Tapi, aku disini gamau ngomongin yang sedih-sedih deh. Aku mau ngereview

Random

Gambar
“Adakah yang lebih indah dari menatap rintik hujan di Jogjakarta, bersama seseorang yang selalu ada dalam tangis dan tawamu?” Itu adalah ungkapan Bian dari film Raksasa Dari Jogja yang sejam lalu ku tonton. Percaya ga percaya saking rindunya sama Jogja sampe apapun yang ada hubungannya sama nama Jogjakarta pasti dilihat, salah satunya film itu. Berawal dari lagu Karina Salim berjudul Imaji Sunyi yang nemu di youtube, lalu nonton film Salawaku kemarin, dan hari ini nonton Raksasa Dari Jogja. Tentang rindu, sekali lagi aku masih saja belum bisa mengatasinya. Bahkan kali ini entah mengapa terasa lebih menyesakkan. Oh Tuhan, rasanya kenapa tiap kali sendirian bawaannya mellow ya.  Padahal bulan Agustus kemarin sudah pulang ke Jogja 2 minggu. Tapi baru ngerasain rindu ibu yang semembunuh ini. Mau tidur nangis, telpon nangis, liat pasien ibu-ibu pake kursi roda sesak, baca postingan tentang ibu nangis. Bener kalo kata orang di umur ini membuat apa yang dikatakan ibu saat nasehatin kita

Cerita Baru

Gambar
Halo teman-teman, maaf jarang menyapa di blog. Aku di Pelaihari, Kalimantan Selatan sekarang, sehat dan baik-baik saja. Alhamdulillah. Mungkin pindah disini membuatku jarang menulis karena pekerjaan yang cukup padat. But, I'm okay. Sebenernya draft ini sudah kubuat dari bulan Desember 2017, tapi baru sempat ku selesaikan bulan ini, hhehe Jujur saja aku bingung kali ini mau nulis tentang apa. Sedikit cerita tentang Pelaihari, disini aku tinggal di kotanya kok, bukan di pedalaman kalimantannya. Apa saja sudah ada dan dekat. Rumah Sakit, Perkantoran, Sekolah, semua serba dekat. Hanya saja mall yang agak jauh sekitar 1-1,5 jam baru bisa kita jumpai. Itu juga yg membuatku sekarang kudet buanget sama film! Padahal di Jogja keseringan nonton. Tapi gapapa, anggap aja ini adalah gerakan puasa nonton demi keberlangsungan hidup. Suasana lingkunganku juga ga beda jauh sama di Jogja. Banyaknya orang Jawa disekeliling membuat suasana seperti dirumah, pemakaian bahasa jawa misalnya. B

Dandelion

Gambar
Sabit terlihat terang dipucuk pucuk cemara. Angin malam terasa menusukku. Entah tangan atau hatiku yang membeku, sebenarnya aku tak ingin benar-benar mengakuinya. Kubiarkan mataku tetap terjaga. Kulihat Dandelion ikut gamerisik disela batang cemara. Ia seperti tahu perasaanku, membiarkan begitu saja kemana arah angin malam membawanya. Ahh kali ini aku sepakat denganmu, Dandelion. Betapa hidup ini sebenarnya hanyalah tentang keiklasan seperti apa yang kau lakukan. Iklas kepada angin yang membawa serbuk halusmu ketempat baru. Lantas kembali tumbuh layaknya harapan baru. Kau tak pernah menyesali hidup bahkan jika bukan lagi angin yang membawamu terbang. Maka dandelion, ajari aku iklas, seperti yang kau lakukan kepada angin, kepada tangan-tangan kecil yang memetikmu, kepada nyanyian bocah yang riang karna meniupmu. Sungguh jika kau bisa, segera terbang dan bisikkan rahasia iklasmu malam ini juga, karena aku sangat perlu. DNov.

Film Beauty And The Beast 2017

Gambar
Beauty And The Beast adalah film animasi Walt Disney yang ditayangkan tahun 1991. Pada Maret 2017 ini Disney kembali menggarap dongeng ini dengan kemasan yang jauh lebih menarik. Dengan mengangkat tema fantasy drama musical, film live-action ini diperankan oleh Emma Watson sebagai Belle, dan Dan Stevens sebagai the Beast.  Kesan pertama setelah melihat film garapan sutradara Bill Condon ini, aku langsung membandingkan Beauty And The Beast dengan film Series Harry Potter (dilihat dari peran Emma Watson sebagai Hermione Jean Granger) dan Film La La Land (dilihat dari tema musikalnya) Untuk perbandingan peran Emma Watson di Film Beauty And The Beast dan Harry Potter, kukira penyesuaiannya tidak terlalu susah untuk Emma. Karena dikedua film tersebut Emma berkarekter sebagai perempuan yang suka membaca buku. Hermione Granger dalam Seri Harry Potter memiliki karakter pemberani, setia kawan, dan sangat kutu buku. Bahkan beberapa ide penyamaran dan mantra sihir bisa dilakukan

Review Negeri 5 Menara

Gambar
Pernah ga sih ngerasain rindu sama tempat yang sama sekali belum pernah kita datangi ? Itu adalah perasaanku ketika pulang kerja, pengen cepet-cepet sampai rumah dan ngelanjutin halaman demi halaman Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Di bumi Jawa Timur, pelosok kampung udik di Ponorogo, jauh sekali dari hingar bingar perkotaan itu aku seakan merasakan getar kehidupan sebuah Pondok yang menggema disetiap sudut bumi. Aku selalu saja rindu untuk membacanya lagi dan lagi, ialah Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor yang damai. Sebenarnya dulu waktu libur lulusan, aku pernah dipinjami novel ini oleh saudaraku. Bermodalkan kata "bagus banget" dari komentarnya   tentang novel itu, akhirnya aku pinjam dengan catatan seminggu harus balik karena dia juga cuma pinjam. Dan seminggu kemudian ku kembalikan novelnya tapi baru setengah ku baca alias ora rampung. Selang kira-kira setahun setelah itu dengar kabar kalau novel itu difilmkan. Aku adalah orang yang selalu ragu untuk nonton