Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Dandelion

Gambar
Sabit terlihat terang dipucuk pucuk cemara. Angin malam terasa menusukku. Entah tangan atau hatiku yang membeku, sebenarnya aku tak ingin benar-benar mengakuinya. Kubiarkan mataku tetap terjaga. Kulihat Dandelion ikut gamerisik disela batang cemara. Ia seperti tahu perasaanku, membiarkan begitu saja kemana arah angin malam membawanya. Ahh kali ini aku sepakat denganmu, Dandelion. Betapa hidup ini sebenarnya hanyalah tentang keiklasan seperti apa yang kau lakukan. Iklas kepada angin yang membawa serbuk halusmu ketempat baru. Lantas kembali tumbuh layaknya harapan baru. Kau tak pernah menyesali hidup bahkan jika bukan lagi angin yang membawamu terbang. Maka dandelion, ajari aku iklas, seperti yang kau lakukan kepada angin, kepada tangan-tangan kecil yang memetikmu, kepada nyanyian bocah yang riang karna meniupmu. Sungguh jika kau bisa, segera terbang dan bisikkan rahasia iklasmu malam ini juga, karena aku sangat perlu. DNov.