Ulasan Novel Dilan - Pidi Baiq
Sumpah ya, baru kali ini aku semangat banget
review novel bergenre remaja. Novel berjudul Dilan: Dia Adalah Dilanku tahun
1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku tahun 1991 ini ku beli diawali dengan
rekomendasi web Goodreads Indonesia
yang berhasil mendapat ranking. Ya walaupun ranking agak bawahan sesudah
Pramoedya Ananta Toer, Tere Liye, Ahmad Fuadi, Eka Kurniawan atau Andrea
Hirata. Dan sebenarnya aku sama sekali gak tertarik (lagi) membaca novel
remaja.
Hari jumat ku
sempatkan mampir di toko buku yang cukup terkenal di Jogja untuk mencari buku
itu untuk menghindari akhir pekan yang membosankan. Dikasir, petugasnya sampai minta data diriku dari
alamat sampai no telp gara-gara keseringan beli pake kartu diskon.
Oke mari kita mengulas tentang
novel romance-komedi. Diawali dengan judulnya, Dilan: Dia Adalah Dilanku tahun 1990 memang
bersetting dikota Bandung pada tahun 1990, dan Dilan: Dia Adalah Dilanku tahun
1991 bersetting dikota Bandung dan Jakarta tahun 1991. Aku baru mengetahui bahwa novel itu non fiksi alias nyata pada saat aku menulis review ini. Diblog Pidi Baiq http://ayahpidibaiq.blogspot.co.id/
aku membaca setelah novel ini laris, penulis bertemu dengan tokoh Dilan dan akan segera merilis novel
kisah cinta dengan Milea pada bulan Agustus 2016 tetapi diambil dari sudut pandang tokoh Dilan. Yah walaupun endingnya membuat aku bener-benar baper! Seolah-olah
setelah aku menyelesaikan membaca dua novel itu rasanya aku ingin menghirup
oksigen sebanyak mungkin karena nyesek! Entahlah, mungkin aku terlalu masuk ke
dalam novel tersebut. Dan aku hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk membaca dua novel ini (itu artinya recommended)
Sebenarnya aku kurang suka sama
cover dua novel itu. Remaja banget! Padahal isinya bisa dinikmati dari semua
kalangan. Berapapun usia kalian asalkan diatas 14 tahun, aku yakin pasti jiwa remajanya akan keluar. Aku yang sok-sokan menilai novel ini dari sudut pandang orang dewasa pun gagal. Yang ada malah ngomong "Gila ih si Dilan. Masih ada gak sih orang kayak Dilan dibumi ini?". Dan kalau kamu gak baper setelah membaca novel ini, fix, hati kamu berati udah mati.
Pada awal novel itu diceritakan
oleh sipenulis tokoh utamanya. Yaitu Milea dengan kata ganti orang pertama
‘aku’. Beralur campuran dengan menceritakan masa sekarang, dulu, dan sekarang lagi.
Aku nga mau menceritakan detail
novel ini. Intinya Milea adalah remaja kelas 2 SMA yang disukai oleh Dilan,
yang satu sekolah dengannya. Nuansa komedi sangat kental yang dibawakan oleh
tokoh Dilan yang kupikir dia bisa mencintai wanita dengan cara yang berbeda.
Berikut adalah bagian-bagian dimana Dilan berperan seolah semua konflik ada
karena dia:
Berlatar di Angkot. Pulang
sekolah. Dilan mengikuti Milea pulang.
“Milea, kamu cantik. Tapi, aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau
sore. Tunggu aja.”
Berlatar disekolah. Dilan
menitipkan surat untuk Milea melalui Rani, yang isinya:
Pemberitahuan: sejak sore kemaren, aku sudah mencintaimu – Dilan.
Adapula setting dimana Dilan
mendatangi kelas Milea hanya untuk memberi kado TTS.
Dengan secarik kertas bertuliskan “Selamat
Ulang Tahun, Milea. Ini hadiah untukmu, cuma TTS. Tapi sudah ku isi semua. Aku sayang kamu. Aku gak mau kamu pusing
karena harus mengisinya. Dilan.”
Setting di rumah Milea. Dilan dan
Piyan memberikan undangan. Dan ketika dibuka isinya”
Bismillahirahmanirahim. Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan,
mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada: hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jumat dan Sabtu.
Mengetahui,
Tuan Hamid Amidjaya
(nama Kepala Sekolah)
Atau surat yang Dilan kirimkan ke tetangga Milea. Gila! Tapi itu nyata.
Aku sampai heran, benarkah ini kisah yang benar-benar nyata?? Begini isinya:
Kepada
Yth. Ibu Retno
Di tempat
Dengan hormat,
Melalui surat ini, saya ingin
memperkenalkan diri:
Nama saya: Dilan
Nomor Induk Siswa: 2290
Saya menyukai Milea Adnan Hussain, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tetangga ibu.
Besar harapanku, Ibu Retno yang
sangat kuhormati, akan mendukung perasaan saya ini dan menyampaikan salam rindu
kepadanya.
Terimakasih, Ibu Retno, mohon
maaf yang sebesar-besarnya, seandainya dengan mengirim surat ini saya sudah
mengganggu dan lancang.
PS: saya tahu Ibu dari Milea,
katanya ibu sangat baik.
Salam,
Dilan.
Ada juga kisah SMP Dilan yang diceritakan oleh Wati (saudara Dilan)
kepada Milea. Dulu waktu guru menyuruh untuk praktek mengirim surat, disaat
semua teman sekelasnya mengirim untuk Ibu atau Ayah mereka, Dilan malah
mengirim surat untuk anjingnya.
Ketika membaca bagian itu aku ketawa sampai perut sakit. Sampai bapakku
heran melihat aku cekikian karena buku. Surat itu ditulis untuk Blacky
(padahal anjingnya berwarna putih) beserta alamat rumah Dilan sendiri. Dan isi surat
itu hanya “guk guk guk” yang entah ditulis berapa kali.
Dalam buku itu juga ditulis kata dari Milea:
Dilan mungkin tidak paham dengan teori bagaimana seorang lelaki harus
memperlakukan wanita, tetapi apa yang dia lakukan selalu bisa membuat aku
merasa istimewa dan lain daripada yang lain. Menjadi wanita yang paling indah
yang pernah aku rasakan. Tanpa perlu berlebihan bagi dia untuk membuatku merasa
lebih.
Dan yang kusuka adalah puisi yang
ditulis Dilan:
Katakan sekarang
Kalau kue, kau anggap apa
dirimu?
Roti cokelat? Roti keju?
Martabak? Kroket? Bakwan?
Ayolah!
Aku ingin memesannya
Untuk malam ini
Aku mau kamu
Atau puisi lainnya:
Bolehkah aku punya pendapat?
Ini tentang dia yang ada dibumi
Ketika Tuhan menciptakan dirinya
Kukira Dia ada maksud mau pamer
Itulah sedikit yang bisa kuceritakan tentang novel Dilan yang sedikit
banyak telah memaksaku untuk masuk ke kehidupan tahun 1990 (padahal belum
lahir). Terimakasih untuk penulisnya, Pidi Baiq, yang sudah memberikan sajian
cerita yang menarik. Terimakasih kepada Tokoh Milea, untuk rentetan memori
tahun 1990-1991 yang diceritakan lagi dengan baik. Terimakasih juga untuk tokoh
Dilan yang meski dengan terpaksa mau untuk menceritakan kisahnya dengan Milea
ke si penulis. Semoga kalian jodoh *eh. Semoga novelnya cepet rilis maksudku. Dan
hey, banyak sekali cewe yang tiba-tiba jatuh cinta sama Dilan. Karena saking
keponya aku sampai liat komentarnya di akun Pidi Baiq, seperti: "Oh Dilan! Gila,
jatuh cinta banget gue." Dan Alhamdulillah, aku gak sampai kayak gitu. Tapi novel
itu berhasil membuat pembacanya baper kukira. Sekedar info, bahwa Milea saat ini tinggal di Jakarta bersama suami dan anaknya. Diakun twitternya (@MileaAdnan) dia banyak sekali menulis kalau dirinya seolah-olah masih mencintai Dilan. Bukan seolah-olah sih, tapi memang dia masih sangat mencintai Panglima Tempur itu. Entah bagaimana perasaan suaminya, yang jelas Milea mengaku ia bahagia dengan kehidupannya yang sekarang. Dan geng motor tempat Dilan bergabung tahun 90an adalah XTC, salah satu geng motor terbesar di Indonesia (sekarang). Koreksi aku bila salah dalam penyebutan genk tersebut. Kabar yang aku dapat juga Dilan sudah memiliki isteri. Ah, mereka benar-benar menginspirasi pembaca bahwa di bumi ini benar-benar ada istilah 'cinta tak harus memiliki'.
Oke terimakasih sudah membaca ulasan novel Dilan 1 dan 2. Silakan membeli
novelnya.
Baru baca ya mbak? Hehe.
BalasHapusBy the way, reviewnya Keren.
Iya. Udah baca dua kali tapi sih, hhehe
BalasHapusTerimakasih banyak. Masih belajar.
Hahaa reviewnya bagus. Aku jadi tau klo novel ini ternyata non fiksi ya. Hadeh. Jadi kesel.
BalasHapusIya non fiksi. Nonton aja filmnya biar tambah kesel gegara gemes sama ceritanya. Hehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAwalnya juga saya kurang yakin ini nyata, soalnya ini ceritanya romantis sekali mbak. Jadi penasaran sama sosok Dilan yang sebenarnya
BalasHapusAwalnya juga saya kurang yakin ini nyata, soalnya ini ceritanya romantis sekali mbak. Jadi penasaran sama sosok Dilan yang sebenarnya
BalasHapusJgnkan situ yg cewek. Saya aja yg cowo jdi cengangas cengenges sendiri. Apalagi pernah ngalamin hal serupa juga + sama" main motor haha
BalasHapusHihi terimakasih sudah membaca @jukuadrat dan @noval, saya pun masih sangat baper kalo ingat Dilan.
BalasHapus